Wednesday, March 24, 2010

PERCATURAN POLITIK NEGARA-NEGARA BESAR DI PASIFIK BARAT DAYA

Kawasan Pasifik Barat Daya merupakan kawasan yang terpecah-pecah menjadi kepualauan-kepulauan yang memiliki rakyat, wilayah dan kedaulatan. Sumber daya alam yang mereka miliki merupakan salah satu faktor penting di tengah berkembangnya perekonomian negara-negara maju, hal ini dibuktikan dengan eksploitasi yang di lakukan oleh negara-negara maju terhadap Phosporus di Kepulauan Nauru. Secara geografis, letak negara-negara pasifik barat daya ini ada kemiripan dengan letak negara kepulauan kita, Indonesia, yang wilayahnya kemudian dipisahkan oleh laut yang mana laut berpotensi sebagai penghasil devisa negara yang cukup berpengaruh, seperti di sisi pariwisatanya, hasil alamnya yang bisa saja itu adalah minyak bumi, dan laut pun bisa di gunakan sebagai wilayah pertahanan dan keamanan. Hanya saja, layaknya negara berkembang lainnya, pasifik barat daya mengalami masalah yang sama, yakni kemajuan teknologi dan pendidikan yang dimiliki oleh warganya. Negara-negara maju yang melihat potensi ini tentunya tidak akan berdiam diri melihat kawasan ini yang masih belum banyak mengunjunginya karena terbatasnya transportasi dan informasi terhadap negara ini, sehingga mungkin nampak di mata orang awam, kawasan ini belum terlalu banyak yang tahu.

Lalu, bagaimana dengan percaturan politik negara-negara maju di kawasan Pasifik Barat Daya. Dari sisi sejarah, pada umumnya negara-negara di kawasan ini khususnya negara-negara kepulauan merupakan negara jajahan negara maju berpaham liberal seperti Prancis, Amerika Serikat, Australia, Inggris, dan New Zealand. Jika kita melihat dari segi interdependensinya, maka negara-negara kepulauan di kawasan ini memiliki ketergantungan kuat dari negara yang pernah menjajahnya. Dari sisi ekonominya, negara-negara di kawasan ini sangat lemah dan terus bergantung sehingga sisi inilah yang kemudian di gunakan sebagai titik lemah untuk memudahkan penyebaran pengaruh, misalnya dilihat dari Bargaining position negara kepulauannya yang lemah juga mendukung berlangsungnya hegemoni negara liberal seperti Prancis, Amerika Serikat, dan Inggris di kawasan ini. Ketergantungan ini tidak serta merta menjadikan negara liberal tersebut murni membantu pertumbuhan ekonomi pembangunan di negara kawasan pasifik, namun terdapat nilai tukar yang harus diberikan negara di kawasan pasifik bagi negara liberal. Asumsi ini berkembang melihat fakta bahwa isu hangat yang berkembang yaitu uji coba nuklir yang berlangsung di negara kawasan Pasifik Barat Daya ini.

Proses nyata dari isu uji coba nuklir ini terlihat dari aksi Prancis yang telah meledakkan bom nuklir keenamnya di sebuah pulau karang di Pasifik. Pada tanggal 28 Januari 1996, Prancis meledakkan bom nuklir yang setara dengan 120.000 ton bahan peledak konvensional atau enam kali lebih kuat dari bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima. Begitupun dengan Republik Marshal Islands, adalah negara yang menjadi salah satu korban negara Adidaya Amerika Serikat atas kontaminasi bahan radioaktif. Melalui dewan perwalian PBB, Amerika Serikat wajib bertangguung jawab atas apa yang telah diperbuat kepada Marshall Islands. Bersama US Congress dan Senate, Pemerintah Amerika bersedia bertanggung jawab atas dampak radioaktif di Marshall Islands.

Secara umumnya, mengapa negara-negara kawasan ini dengan mudah menyepakati pelaksanaan daerah uji coba nuklir itu karena itulah menjadi nilai barter dari logika ekonomi sederhana seperti yang telah dijelaskan di paragraf sebelumnya. Ketika negara-negara maju dengan mudahnya memberikan bantuan dari segala bidang, maka akan ada kepentingan yang juga dibawa oleh negara maju dengan bantuan tersebut. Gambarkan saja dalam segi pertahanan keamanan. Negara-negara pasifik barat daya di jadikan sebagai lahan uji coba nuklir yang kemudian akan mengundang pro-kontra dari masyarakat dunia. Masyarakat dunia tidak bisa melakukan intervensi terhadap negara-negara pasifik barat daya ketika mereka memperbolehkan pelaksanaannya karena perjanjian itu di latar belakangi oleh pertukaran kepentingan yang di dominasi oleh kepentingan negara-negara maju.

Referensi:

http://dunia.vivanews.com/news/read/25301-chirac_bekukan_program_nuklir_prancis

http://one.indoskripsi.com/content/foreign-aid-and-tourism-pasific-islands



Oleh:

Yasmine C. Indriana

Noor Fahmi Pramuji

Andi Kusuma Dewi

No comments:

Post a Comment